--SELAMAT DATANG DIBLOG CARLOS THOMAS--

Tuesday 14 May 2013

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN LARUTAN STANDAR, MENGHITUNG KONSENTRASI DAN PENGENCERAN SERTA LARUTAN INDIKATOR


Percobaan 1
PEMBUATAN LARUTAN STANDAR, MENGHITUNG KONSENTRASI DAN PENGENCERAN SERTA LARUTAN INDIKATOR

 I.      TUJUAN PERCOBAAN
1.      Menyiapkan alat dan bahan untuk membuat larutan.
2.      Membuat larutan dengan berbagai satuan konsentrasi.
3.      Melakukankan pengenceran arutan dari konsentrasi yang tinggi ke rendah.

II.      LANDASAN TEORI
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Pelarut yang umum digunakan adalah air. Untuk menyatakan banyaknya zat terlarut dan pelarut, dikenal adalah konsentrasi. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak. Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh, larutan tidak jenuh Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut dalam larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada temperatur tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh.
Pada larutan asam dan basa pekat, pada labelnya tidak diberikan informasi mengenai konsentrasi larutan tersebut, tetapi hanya diberikan beberapa informasi penting seperti massa molekul relatif (Mr)(g/mol), konsentrasi dalam satuan persen (b/b) dan massa jenis (Kg/L). Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh dalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan.
Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu, molekul pelarut, temperatur, dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung banyak komponen, tetapi pada kesempatan ini hanya dibahan larutan yang mengandung dua komponen, tetapi yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu zat terlarut dan pelarut.
Contoh larutan biner;
Zat terlarut      Pelarut         Contoh






 
      Gas             Gas           Udara,semua campuran gas
      Gas                              Cair          Karbon dioksida dalam air
      Gas             Padat        Hidrogen dalam platina
      Cair            Cair          Alkohol dalam air
      Cair             Padat       Raksa dalam tembaga

a)      Persen berat per berat (% W/W) menyatakan banyaknya gram zat  terlarut dalam 100 gram larutan.

Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut. Pada umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik, misalnya satuan berat atau satuan volumeatau dalam satuan kimia, misalnya mol, massa rumus, dan ekivalen.
b)      Persen berat per volum (% W/V), biasanya digunakan larutan dalam air yang sangat encer dari zat padat. Misalnya, untuk membuat 5% (W/V), AgNO3 , 5 gram AgNO3 dilarutkan dalam air kemudian diencerkan sampai tepat 100 mL. Larutan NaOH 10% (W/V), mengandung 10 gram NaOH dalam 100 mL larutan.
Persen berat sangat bermanfaat dan sering digunakan karena tidak tergantung pada temperatur. Konsentrasi larutan yang biasanya dijumpai dalam perdagangan sering dinyatakan dalam persen berat.
c)      Persen volume (% v/v) menyatakan mL zat terlarut dalam 100 mL pelarut.
d)     Parts Per Million dan Parts Per Billion
Parts Per Million (ppm) menyatakan mg zat terlarut dalam 1 kg atau 1 liter larutan. Jika larutan sangat encer digunakan satuan konsentrasi Parts Per Million, ppm (bagian per sejuta), dan Parts Per Billion, ppb (bagian per milliard). Satu
ppm ekivalen dengan 1 mg zat terlarut dalam 1 L larutan. Satu ppb 1 mg zat terlarut per 1 larutan.           
                     
Parts Per Million, ppm, part per billion, ppb, adalah satuan yang mirip persen bera5t. Jika persen berat gram zat terlarut per 100 gram larutan, ppm gram zat terlarut per sejuta gram larutan dan ppb zat terlarut per milliard gram larutan.

  

e)      Kemolaran (M) menyatakan mol zat5 terlarut dalam 1 liter larutan atau jumlah milimol dalam 1 mL larutan.


Jika massa M adalah massa molar (g mol-1), maka:

f)       Fraksi Mol (X) nenyatakan mol zat terlarut per mol total.
      Apabila larutan yang lebih pekat, disesuaikan dengan satuan konsentrasi larutan yang diketahui dengan satuan diinginkan. Jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah pengenceran adalah sama dan memenuhi persamaan :
  V1. M1 = V2. M2
Dimana :  V1 = volume larutan atau massa sebelum diencerkan
                 V2 = volume larutan atau massa setelah diencerkan
                 M1 = konsentrasi larutan sebelum diencerkan
                 M2 = konsentrasi larutan setelah diencerkan
g)      Kenormalan (N)

h)      Ekivalen (Eq)
1 Eq = 1 mol muatan (+ atau -). Oleh karena konsentrasi ion dalam darah sangat encer, maka biasanya digunakan miliekivalen (m Eq).
1 Eq = 1000 mEq

 III.      ALAT DAN BAHAN
A.    Alat
      Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah labu Erlenmeyer 250
mL, gelas kimia, labu takar, pipet volum atau pipet gondok dan karet penghisap, neraca analitik, pengaduk, dan corong.
B.     Bahan
      Bahan yang digunakan pada paktikum ini adalah NaOH, HCL, H2SO4, indikator phenophtalen, indikator Methyl Red. Etanol, aquades, dan lain-lain.
 IV.      PROSEDUR KERJA
Larutan 1
NaOH
-          ditimbang sebanyak 1 gram dengan neraca analitik
-          dimasukkan ke gelas kimia
-          ditambahkan aquades secukupnya
-          diaduk
Gelas kimia
-         dipindahkan ke dalam labu takar 100 mL
-         Ditmbahkan aquades sampai tanda tera/ batas
-         Labu takar ditutup
Labu takar 100 mL
                            dihitung konsentrasinya dalam satuan Molaritas, persen berat per             berat (%W/W) dan persen berat per volume (%W/V).
Larutan 2
HCL pekat
-          ditakar perubahan yang terjadi
-          Dimasukkan ke dalam labu takar 1 mL yang telah terisi aquades ± ¾ nya.
Labu takar
-          diamati perubahan yang terjadi
-          ditambahkan aquades sampai tanda tera/batas
-          dikocok ke atas dan ke bawah
-          dihitung konsentrasinya dalam satuan normalitas (N) dan persen berat per volum (% W/V).
Pengenceran
HCL dari prosedur II
-          dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL
-          ditambahkan aquades sampai tanda tera/batas
-          dikocok ke atas dan ke bawah.
Labu takar 100 mL
-       dihitung konsentrasinya dalam satuan normalitas (N).
         Pembuatan larutan standar H2SO4
Labu takar 100 mL
-          ditimbang
-          diisi aquades ± ¾ nya
-          ditimbang lagi

H2SO4 pekat
-          dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL yang sudah diisi aquades.
-          ditimbang
-          diamati perubahan yang terjadi
-          ditambah aquades sampai tanda tera/batas
-          dikocok hingga homogen
-          ditimbang
Labu takar 100 mL + aquades
-          ditentukan sifat pelarutan H2SO4
-          dihitung konsentrasi dalam satuan  Molaritas (M), molalitas (m), ppm, persen berat per berat (% w/w), persen berat per volum (% w/v), dan fraksi mol (X).
         Pembuatan Indikator
25 % etanol + 25 % air
-          kisaran warna colorless – pink

Indikator Phenophtalen 0, 01 %
-          perubahan yang terjadi, warna larutan bening dan suhunya panas.
30 % etanol + 20 % air

-          warna kisaran pink - yellow
Indikator methyl red 0, 02 %
-          Perubahan yang terjadi, warnanya menjadi merah dan suhunya tetap.

V.      HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
A.1. Hasil pengamatan
Larutan 1
No
Prosedur kerja                           
Hasil pengamatan
1.
Menimbang sebanyak 1 gram NaOH dengan neraca analitik, kemudian memasukkan NaOH ke dalam gelas kimia, lalu menambahkan aquades secukupnya dan mengaduknya sehingga NaOH larut dalam aquades.
NaOH tersebut berbentuk padat, warnanya berwarna bening, dan larutan tersebut terasa hangat pada saat dipegang, juga ada bau pada larutan NaOH.
2.
Memindahkan larutan NaOH ke dalam labu takar 100 mL dengan menambahkan aquades sampai tanda batas dan menutup labu takar, kemudian mengocoknya dengan cara membalik-balikan dengan kedua arah yaitu ke atas dank ke bawah. 
Setelah larutan NaOH ditambahkan dengan aquades sampai tanda batas, larutan NaOH tersebut tetap berwarna bening, namun larutan NaOH menjadi berlendir dan larutannya terasa dingin



Larutan 2
No
Prosedur kerja                           
Hasil pengamatan
1.
Mengambil 1 Ml HCL pekat menggunakan pipet, kemudian memasukkannya ke dalam labu takar 100 mL setelah terisi aquades ± ¾ nya.
HCL tersebut berwujud cair, berwarna bening dan larutannya terasa dingin.
2.
Memindahkan larutan HCL ke dalam labu takar, kemudian menambahkan aquades sampai tanda batas, lalu menutup labu takar kemudian mengocoknya dengan cara membalik-balikan labu takar tersebut kedua arah yaitu ke atas dan ke bawah. 
HCL tersebut warnanya tetap bening, larutannya dingin dan berwujud cair.

Pengenceran
No
Prosedur kerja                           
Hasil pengamatan
1.
Mengambil 10 mL larutan HCL dari prosedur II, kemudian memasukkannya ke dalam labu takar 100 mL dan menambahkan aquades sampai tanda batas, lalu mengocoknya dengan membalik-balikkan labu takar dengan kedua arah yaitu ke atas dan ke bawah.
Larutannya berwarna bening



Larutan Standar H2SO4
No
Prosedur kerja
Hasil pengamatan
1.
Menimbang labu takar 100 mL dalam keadaan kosong.
Massanya = 56, 65 gram
2.
Mengisi labu takar 100 mL dengan aquades sampai ± 4/5 nya, lalu menimbangnya.
Massanya = 101, 95 gram
3.
Mengambil jumlah tertentu H2SO4 pekat, kemudian memasukkanya ke dalam labu takar dan menimbangnya.
Massanya = 103, 06 gram. Larutannya berwarna bening, hangat, dan berbau.
4.
Menimbang larutan yang terbentuk, setelah tepat volume pada labu takar dengan aquades sampai tanda tera/batas, lalu mengocoknya sampai homogen. 
Massanya = 156, 86 gram.

Pembuatan Indikator
No
Prosedur kerja
Hasil pengamatan
1.
Indikator Phenophtalen (0.01 gram dalam 25 mL etanol+25 mL air).
Perubahan reaksi, bau, hangat, dan berwarna bening.
2.
Indikator Methyl Red kisaran warna pink-yellow (0,02 gram dalam 30 mL etanol+20 mL air).
Perubahan reaksi, berwarna merah dan ada bau.





A.2. Perhitungan
Larutan 1
Diketahui     :  massa NaOH = 1 gram
            Mr NaOH = 40 gram/mol
            V NaOH = 100 mL = 0,1 L
Ditanya        :  a. M = ………?
                        b. ……..?
                        c. ……...?
Jawab  :          
a.      
               
Jadi,  = 0, 25 mol/l
b.        x 100%
 x 100 %
 x 100 % 1 % W/W
c.         x 100
                     x 100%
1 % W/V



Larutan 2
Diketahui : Mr HCl = 36,5 g/mol = 36,5 g/ek
                    ρ = 1,19 kg/l = 1,19 g/ml
                    kemurnian HCl = 37 %
                    V HCl pekat = 1 mL
                    V HCl encer = 100 mL = 0,1 L
Ditanya : a. N = …..?
                 b. % V/V = ….?
Jawab :
a.      
 
massa HCl pekat = ρ x V
                             = 1. 19 g/ml x 1 ml = 1, 19 g                             x 1, 19 g
                 = 0, 4403 g
  = 0, 012 ek
Jadi,
 x 100 %
 x 100 %
                  = 1 % V/V
Pengenceran pada HCL Ke-1
 N1 x V1 = N2 x V2
0, 12 N x 1 ml = N2 x 100 ml
            0, 12 N   = N2 x 100
                     N2  N  0, 0012 N
Pengenceran
Pengenceran  pada HCL ke- 2
Diketahui :      N1 = 0, 0012
V1 = 10 ml
V2 = 100 ml
Ditanya    :       N2 = ….?
Jawab       :
N1 x V1 = N2 x V2
0, 0012 N x 10 ml = N2 x 100 ml
                    0,012 = N2 X 100
                        N2  N   0, 00012 N

Pembuatan standar H2SO4           
a.       Diketahui : Massa H2SO4 = 1, 19 gram
        Mr H2SO4 = 98 g/mol
                          V larutan = 100 ml = 0,1 liter
      Ditanya : M = ….?
      Jawab :
 
 
    
        Jadi,  0, 11 mol/l
b.      Diketahui :            Massa H2SO4 = 1, 11 gram
Mr H2SO4 = 98 g/mol
Massa H2O = 45, 3 g  
      Ditanya     : molalitas = ….?
      Jawab :

         molalitas
         
 0, 25 mol/kg
c.       Diketahui :            m H2SO4 = 1, 11 gram
m larutan = 100,21 gram
V larutan = 100 ml = 10-1 liter
Ditanya :    ppm =….?
Jawab:
 x 10-6
         x 10-6
         0,011 x 10-6
            = 1,1 x 10-8 ppm
 x 100 %
              x 100 %
 x 100 %
 x 100 %
 
f.      
 
n H2SO4
n H2O   
      jadi,   
                 

B . Pembahasan
Percobaan larutan 1, pada saat menimbang 1 gram NaOH  dengan neraca analitik, hasil pengamatannya NaOH berbentuk padat, berwarna bening dan suhu larutannya hangat ini terjadi, karena hanya memasukkan NaOH ke dalam gelas kimia dan menambahkan aquades secukupnya lalu mengaduknya, sehingga aquades larut dalam air, pada percobaan ini tidak ada perubahan yang terjadi, namun setelah itu memindahkan larutan NaOH ke dalam labu takar. Hasil pengamatan yang terjadi adalah larutan NaOH menjadi berlendir dan suhunya dingin, ini dikarenakan menambahkan aquades lagi sampai tanda tera/batas, menutup labu takar dan mengocoknya dengan cara membalik-balikkannya kedua arah yaitu ke kiri dan ke kanan.
Rumus kimianya : NaOH → Na+ + OH-   .
         Percobaan larutan 2, pada saat mengambil 1 mL HCl pekat menggunakan pipet, hasil pengamatannya HCl berwujud cair, warnanya bening, dan suhu larutannya dingin. Di sini tidak terjadi perubahan, karena hanya memasukkannya ke dalam labu takar 100 ml setelah terisi aquades ± ¾ nya. Lalu memindahkan larutan HCl ke dalam labu takar, hasil pengamatannya larutan HCl tetap warnanya bening, dan suhu larutannya dingin, tidak adanya perubahan yang terjadi dikarenakan hanya menambahkan aquades sampai tanda batas dan menutup labu takar, mengocoknya dengan cara membalik-balikkan labu takar tersebut kedua arah yaitu ke atas dan ke bawah.
Rumus kimianya : HCl → H+ + Cl-.
         Percobaan pada pengenceran, saat mengambil larutan HCl dari prosedur II, hasil pengamatannya tidak ada perubahan yang terjadi larutannya tetap berwarna bening dan memasukkannya ke dalam labu takar 100 mL juga menambahkan aquades sampai tanda batas, mengocoknya dengan cara membalik-balikkan labu takar tersebut kedua arah yaitu ke atas dan ke bawah.
            Percobaan larutan standar H2SO4, pada saat menimbang labu takar dalam 100 mL dalam keadaan kosong hasil pengamatan massanya yaitu 56,65 gram. Lalu mengisi labu takar tersebut sebanyak 100 ml dengan aquades sampai ± ¾ nya, dan saat ditimbang hasil pengamatan  massanya yaitu 101,95 gram. Setelah itu mengambil jumlah tertentu dari H2SO4 pekat memasukkannya ke dalam labu takar no.2, hasil pengamatan pada saat menimbangnya massanya yaitu 103,06 gram dan terjadi perubahannya, larutan bening, suhu larutannya hangat, dan ada bau, perubahan terjadi dikarenakan setelah tepat volume pada labu takar dengan aquades sampai tanda batas, mengocoknya hingga homogen dan menimbang larutan yang terbentuk massanya menjadi 156,86 gram.
Rumus  kimianya : H2SO4 → H+ + SO42-
            Percobaan pembuatan indikator, pada indikator Phenophtalen 0,01 % dalam 25 ml etanol + 25 ml air, hasil pengamatan perubahan yang terjadi adalah ada reaksi  bau, suhu larutannya hangat, dan berwarna bening. Sedangkan, pada indikator Methyl Red yang kisaran warnanya pink – yellow (0,02 % dalam 30 ml etanol + 20 ml air, perubahan yang terjadi reaksi berwarna merah dan adanya bau.   
VI.      PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pada hasil percobaan dapat diambil kesimpulan dari tujuan praktikum tersebut yaitu :
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang sudah siap untuk membuat larutan seperti, labu erlenmeyer 250 mL, gelas kimia, labu takar, pipet volum atau pipet gondok dan karet penghisap, neraca analitik, pengaduk, dan corong, NaOH, HCL, H2SO4, indikator phenophtalen, indikator methyl red, etanol, dan aquades.
2.      Membuat larutan dengan berbagai satuan konsentrasi. Satuan konsentrasinya yaitu Molaritas (M), molalitas (m), persen berat per berat (% W/W), persen berat per volum (% W/V), persen volum per volum (% V/V), Normalitas (N), ppm, dan fraksi mol (X).
3.      Pengenceran larutan dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang rendah  adalah apabila larutan yang lebih pekat, sesuai dengan satuan konsentrasi larutan yang diketahui dengan satuan yang diinginkan dan jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah pengenceran adalah sama, memenuhi persamaan ;
V1 x M1 = V2 x M1

B.     Saran
      Pada saat praktikum hendaknya asisten bisa lebih memberikan perhatian, arahan, dan bimbingan kepada praktikan supaya praktikum dapat berjalan dengan baik dan lancar. 

















                                                DAFTAR PUSTAKA        

Achmad, Hiskia. 1996. Penuntun Belajar Kimia Dasar Kimia Larutan. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Charles. W Keenan, dkk. 1979. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Karelius, S. Si, M. Sc, dkk. 2010. Penuntun Kimia Dasar II. Palangka Raya:    Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Oktoby. W David, dkk. 1998. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.
Rosenberg. L Jerome, Ph. D. 1985. Teori dan Soal-Soal Kimia Dasar.  Jakarta:  Erlangga.
Sunarya, Yayan. 2002. Kimia Dasar II Berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia Terkini. Bandung: Alkemi Grafisindo Press.               

























































































































































































































5 comments:

  1. setujuu :)

    darna17.student.ipb.ac.id

    ReplyDelete
  2. Pak tanya.....saya beli larutan 1kg HCL 32% di toko kimia....
    saya mau mencampur ke 1 liter air...berapa ml larutan HCL yang saya butuhkan untuk mendapatkan HCL 2%

    ReplyDelete
  3. YA tinggal pake rumus pengenceran saja
    v1.m1 = m2 .m2
    v1.32%=1l.2%
    V1 = 2% : 32%
    V1 = 0.0625 L
    karena hasilnya liter lalu jadikan ml
    0,0625L= 62.5ml
    jadi ditambahkan 62.5ml HCL 32% lalu campur dengan 1L air maka jadilah HCL 2%

    ReplyDelete
  4. YA tinggal pake rumus pengenceran saja
    v1.m1 = m2 .m2
    v1.32%=1l.2%
    V1 = 2% : 32%
    V1 = 0.0625 L
    karena hasilnya liter lalu jadikan ml
    0,0625L= 62.5ml
    jadi ditambahkan 62.5ml HCL 32% lalu campur dengan 1L air maka jadilah HCL 2%

    ReplyDelete