--SELAMAT DATANG DIBLOG CARLOS THOMAS--

Friday 29 May 2015

Kumpulan Laporan Kimia Organik

       Hay teman-teman semua......pagi ini saya akan share LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK yang mungkin bisa teman-teman semua jadikan sebagai daftar rujukan atau referensi dalam membuat laporan praktikum, terkhusus bagi mahasiswa yang mengambil program kimia...........Oke langsung saja laporan nya dapat kalian lihat/klik pada link dibawah ini :

laporan aspirin

Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja

Ekstraksi kasar Tanin dari daun salam

Identifikasi Metabolit Sekunder Pada Daun Mengkudu

Pemisahan Alkohol dan Air pada anggur dengan Destilasi


Semoga laporan di atas dapat membantu teman-teman semua.......jgn lupa tinggalkan komentar kritik dan saran agar bisa lebih baik lagi :)



Tuesday 26 May 2015

Artikel Perkembangan Remaja



perkembangan fisik, kognotif, dan sosial dari anak-anak usia kelas-kelas tinggi sekolah dasar adalah hal biasa. Meskipun praremaja pada umumnya bahagia dan optimis, dan pasti nya mereka akan banyak ketakutan, seperti takut tidak diterima dalam kelompok teman seumuran ataupun takut campur malu grogi akan lawan jenis karena timbul rasa ketertarikan antara mereka , tidak memiliki teman baik, dihukum oleh orang tua mereka, orang tua mereka bercerai, atau tidak dapat berprestasi baik di sekolah. Emosi-emosi lain dari kelompok ini termasuk marah (dan takut tidak dapat mengendalikan kemarahan) .

Ciri-ciri yang terjadi pada
 Perkembangan Remaja :

1.       Masa Remaja adalah masa pencarian identitas diri.
Pada periode ini, konformitas terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting bagi remaja. Mereka mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian, berbicara dan berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya. Salah satu cara remaja untuk meyakinkan dirinya yaitu dengan menggunakan simbol status, seperti mobil, pakaian dan benda-benda lainnya yang dapat dilihat oleh orang lain.
2.       Masa Remaja sebagai periode yang paling penting.
Masa remaja ini memiliki karaterisitik yang khas jika dibanding dengan periode-periode perkembangan lainnya, adapun rinciannya adalah sebagai berikut :

a. Masa Remaja adalah periode yang penting .
Periode ini dianggap sebagai masa penting karena memiliki dampak langsung dan dampak jangka panjang dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini pun memiliki dampak penting terhadap perkembangan fisik dan psikologis individu, dimana terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang cepat dan penting. Kondisi inilah yang menuntut individu untuk bisa menyesuaikan diri secara mental dan melihat pentingnya menetapkan suatu sikap, nilai-nilai dan minta yang baru.

b. Masa remaja adalah masa peralihan.
Periode ini menuntut seorang anak untuk meninggalkan sifat-sifat ke kana - kanakannya dan harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk menggantikan dan meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama peralihan dalam periode ini, seringkali seseorang merasa bingung dan tidak jelas mengenai peran yang dituntut oleh lingkungan. Misalnya, pada saat individu menampilkan perilaku anak-anak maka mereka akan diminta untuk berperilaku sesuai dengan usianya, namun pada kebalikannya jika individu mencoba untuk berperilaku seperti orang dewasa sering dikatakan bahwa mereka berperilaku terlalu dewasa untuk usianya.
3.       Masa remaja sebagai masa peralihan.
Beberapa transisi yang dihadapi pada masa remaja diantaranya:

a. Transisi dalam emosi .
 Ciri utama remaja adalah peningkatan kehidupan emosinya, dalam arti sangat peka, mudah tersinggung perasaannya. Remaja dikatakan berhasil melalui masa transisi emosi apabila ia berhasil mengendalikan diri dan mengekspresikan emosi sesuai dengan kelaziman pada lingkungan sosialnya tanpa mengabaikan keperluan dirinya.

b. Transisi dalam sosialisasi .
 Pada masa remaja hal yang penting dalam proses sosialisasinya adalah hubungan dengan teman sebaya , baik sejenis maupun lawan jenis.

c. Transisi dalam agama .
 Sering terjadi remaja yang kurang rajin melaksanakan ibadah seperti pada masa kanak-kanak. Hal tersebut bukan karena melunturnya kepercayaan terhadap agama, tetapi timbul keraguan remaja terhadap agama yang dianutnya sebagai akibat perkembangan berfikirnya yang mulai kritis.

d. Transisi dalam hubungan keluarga .
 Dalam satu keluarga yang terdapat anak remaja, sulit terjadi hubungan yang harmonis dalam keluarga tersebut. Keadaan ini disebabkan remaja yang banyak menentang orang tua dan biasanya cepat menjadi marah. Sedangkan orang tua biasanya kurang memahami ciri tersebut sebagai ciri yang wajar pada remaja.

e. Transisi dalam moralitas .
 Pada masa remaja terjadi peralihan moralitas dari moralitas anak ke moralitas remaja yang meliputi perubahan sikap dan nilai-nilai yang mendasari pembentukan konsep moralnya. Sehingga sesuai dengan moralitas dewasa serta mampu mengendalikan tingkah lakunya sendiri.
4.       Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan.
Adanya stereotipe yang menganggap remaja sebagai masa yang tidak rapi, tidak dapat dipercaya dan merusak. Hal ini menimbulkan ketakutan pada remaja jika bersama orang dewasa. Karena hal ini sudah melekat pada sebagian besar orang dewasa pada umumnya.
5.       Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik.
Remaja mempunyai pandangan bahwa dunia sebagai sesuai keinginannya dan tidak sebagai mana kenyataanya, oleh karena hal tersebut remaja meninggi emosinya apabila gagal dan disakiti hatinya. Remaja lambat laun akan mengerti secara rasional dan realistik sesuai bertambahnya pengalamannya.

6.       Masa remaja adalah periode perubahan.
Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat, peubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang juga cepat. Terdapat lima karakteristik perubahan yang khas dalam periode ini yaitu:

a. Peningkatan emosionalitas.
b. Perubahan cepat yang menyertai kematangan seksual, perubahan tubuh,
c. Minat dan peran yang dituntut oleh lingkungan yang menimbulkan masalah baru,
d. Karena perubahan minat dan pola perilaku maka terjadi pula perubahan nilai, dan
e. kebanyakan remaja merasa ambivalent terhadap perubahan yang terjadi.
7.       Masa remaja sebagai usia bermasalah.
Jika dulu pada Perkembangan Remaja yang mereka pikirkan hanyalah masa depan, dan kebahagiaan orang tua mereka, maka zaman sekarang gaya adalah yang terpenting! Kenakalan remaja biasa disebut dengan istilah Juvenile berasal dari bahasa Latin juvenilis, yang artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada periode remaja, sedangkan delinquent berasal dari bahasa latin “delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, nakal, anti sosial, kriminal, pelanggar aturan, pembuat ribut, pengacau peneror, durjana dan lain sebagainya.

Monday 25 May 2015

LAPORAN MENGANALISIS ASPIRIN DALAM OSKADON



I.  TOPIK : MENGANALISIS ASPIRIN DALAM OSKADAN
II. TUJUAN
      Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar aspirin dalam obat oskadon.
III. DASAR TEORI
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah suatu jenis obat dari keluarga salisilat yang sering digunakan sebagai analgesik (terhadap rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi. Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung. Aspirin adalah  asam organik lemah yang unik diantara obat-obat AINS dalam asetilasi (dan juga inaktivasi) siklo-oksigenase irreversible. Aspirin cepat dideasetilasi oleh esterase dalam tubuh, menghasilkan salisilat yang mempunyai efek anti-inflamasi, antipiretik dan atau analgesik. Efek antipiretik dan anti-inflamasi salisilat terjadi karena penghambatan sintesis prostaglandin di pusat pengaturan panas dalam hipotalmus dan perifer di daerah target (Mycek, 2002).
Pada tahun 1853, seorang ahli kimia Perancis bernama Charles Frederic Gerhardt berhasil menetralkan salicin alami menjadi asam salisilat (salicylic acid) lewat penyanggaan (buffering) dengan natrium dan asam asetat. Asam salisilat ini lebih "ramah" terhadap perut. Kemudian di tahun 1899, seorang ahli kimia Jerman, bernama Felix Hoffmann, yang bekerja bagi Bayer, menemukan kembali formula Gerhardt. Hoffmann membujuk Bayer untuk memasarkan obat itu, yang selanjutnya muncul di pasar dengan nama pasaran "Aspirin". Aspirin adalah obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk tablet. Sebelumnya, obat diperdagangkan dalam bentuk bubuk (puyer).
Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat menggunakan katalis H2SO4 pekat sebagai zat penghidrasi.Asam salisilat adalah asam bifungsional yang mengandung dua gugus –OH dan –COOH.Karenanya asam salisilat ini dapat mengalami dua jenis reaksi yang berbeda. Dengan anhidrida asam asetat akan menghasilkan aspirin, sedangkan dengan metanol ekses akan menghasilkan metil salisilat. Asam salisilat diubah melalui perubahan dari gugus gugus fenol menjadi gugus ester asetat sehingga membentuk senyawa asam asetilsalisilat.Asam ini bersifat lebih kuat daripada asam salisilat tetapi tidak korosif.( Kusuma, 2003 )
Aspirin atau asam asetil salisilat merupakan senyawa derivatif dari asam salisilat. Aspirin berupa kristal putih dan berbentuk seperti  jarum. Dalam pembuatan aspirin tidak akan dihasilkan produk yang baik jika suasananya berair, karena asam salisilat yang terbentuk  akan terhidrolisa menjadi asam salisilat berair. Aspirin diperoleh dengan proses asetilasi terhadap asam salisilat dengan katalisator H2SO4 pekat. Asetilasi adalah terjadinya pergantian atom H pada gugus –OH dan asam salisilat dengan gugus asetil dari asam asetil anhidrat.Karena asam salisilat adalah desalat phenol, maka reaksinya adalah asetilasi destilat phenol.Asetilasi ini tidak melibatkan ikatan C-O yang kuat dari phenol, tetapi tergantung pada pemakaian, pemisahan ikatan –OH. Jika dipakai asam karboksilat untuk asetilasi biasanya rendemen rendah. Hasil yang diperoleh akan lebih baik. Jika digunakan suatu derivat yang lebih reaktif menghasilkan ester asetat. Nama lain aspirin adalah metil ester asetanol (karena doperoleh dari esterifikasi asam salisilat sehingga merupakan asam asetat dan fenilsalisilat). ( Vogel, 1990)
Struktur Aspirin :
Description: C:\Documents and Settings\DIKZY 03\Desktop\aspirin_189.png                                                                       

            

1. Sifat Fisik dan Sifat Kimia Aspirin
ü  Sifat Fisik :
1.      Bentuk kristal seperti jarum
2.      Berwarna putih mengkilat
3.      Dalam alkohol panas larut
4.      Titik leleh 135-136 o C
5.      Bilangan molekul: 180 g/mol

ü  Sifat Kimia:
1.    Dengan NaOH 10% terhidrolisa menjadi asam salisilat bebas
2.    Dengan air terhidrolisis menjadi asam salisilat bebas dan asam asetat
3.    Tidak terhidrolisis dalam asam lemak, karena dalam lambung tidak diserap dahulu. Setelah dalam usus halus, dalam suasana basa dapat terhidrolisis menghasilkan asam salisilat bebas. (Fieser, 1987)
Reaksi asetilasi merupakan jalur metabolisme obat yang mengandung fungsi amin pertama hes N-asetilasi tidak banyak meningkatkan kelarutan air.Fungsi utama reaksi asetilasi adalah membuat senyawa menjadi tidak aktif dan untuk diefektifikasi.Kadang-kadang hasil N-asetilasi bersifat lebih reaktif daripada senyawa induk.Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi asetilasi adalah pemanasan. Dengan adanya pemanasan sampai suhu tertentu, molekul akan putus ikatannya dan terionisasi. Faktor lainnya adalah adanya perbedaan aktivasi enzim. (Wilcox, 1995)
Aspirin bersifat analgesik yang efektif sebagai penghilang rasa sakit. Selain itu, aspirin juga merupakan zat anti-inflammatory, untuk mengurangi sakit pada cedera ringan seperti bengkak dan luka yang memerah. Aspirin juga merupakan zat antipiretik yang berfungsi untuk mengurangi demam. Tiap tahunnya, lebih dari 40 juta pound aspirin diproduksi di Amerika Serikat, sehingga rata-rata penggunaan aspirin mencapai 300 tablet untuk setiap pria, wanita serta anak-anak setiap tahunnya. Penggunaan aspirin secara berulang-ulang dapat mengakibatkan pendarahan pada lambung dan pada dosis yang cukup besar dapat mengakibatkan reaksi seperti mual atau kembung, diare, pusing dan bahkan berhalusinasi. Dosis rata-rata adalah 0.3-1 gram, dosis yang mencapai 10-30 gram dapat mengakibatkan kematian (Austin, 1984).

Pembuatan aspirin sintesis dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1.      Sintesa Aspirin menurut Kolbe.
Pembuatan asam salisilat dilakukan dengan Sintesis Kolbe, metode ini ditemukan oleh ahli kimia Jerman yang bernama Hermann Kolbe. Pada sintesis ini, sodium phenoxide dipanaskan bersama CO2 pada tekanan tinggi, lalu ditambahkan asam untuk menghasilkan asam salisilat. Asam salisilat yang dihasilkan kemudian di reaksikan dengan asetat anhidrat dengan bantuan asam sulfat sehingga dihasilkan asam asetilsalisilat dan asam asetat.


2.      Sintesa Aspirin Setelah Modifikasi Sintesa Kolbe oleh Schmit.
Larutan sodium phenoxide masuk ke dalam revolving heated ball mill yang memiliki tekanan vakum dan panas (130 O C). Sodium phenoxide berubah menjadi serbuk halus yang kering, kemudian dikontakkan dengan CO2 pada tekanan 700 kPa dan temperatur 100 °C sehingga membentuk sodium salicylate. Sodium salicylate dilarutkan keluar dari mill dan lalu dihilangkan warnanya dengan menggunakan karbon aktif. Kemudian ditambahkan asam sulfat untuk mengendapkan asam salisilat, asam salisilat dimurnikan dengan sublimasi. Untuk membentuk aspirin, asam salisilat di reflux bersama asetat anhidrat di dalam pelarut toluene selama 20 jam. Campuran reaksi kemudian di dinginkan dalam tangki pendingin aluminium, asam asetilsalisilat mengendap sebagai kristal besar. Kristal dipisahkan dengan cara filtrasi atau sentrifugasi, dibilas, dan kemudian dikeringkan. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

        2C6H5ONa + 2 H2O               2 C6H5OH + 2NaOH
        Phenol Sodium Phenoxide

       ONaC6H4COONa + C6H5OH                   2C6H5ONa + CO2
       Sodium salicylate

       OHC6H4COOH + Na2SO4                  ONaC6H4COONa + H2SO4
       Asam salisilat

       OHC6H4COOCH3 + H2O                    OHC6H4COOH + (CH3CO)2O
       Asetat anhidrid Aspirin

Berdasarkan proses ini, untuk menghasilkan 1 ton asam salisilat, dibutuhkan phenol   
800 kg, NaOH 350 kg, CO2 500 kg, Seng 10 kg, Seng Sulfat 20 kg, dan karbon aktif 20 kg.Aspirin dalam bentuk tablet mengandung asam asetilsalisilat 0,5 g. Dimaksudkan untuk mengatasi segala rasa sakit terutama sakit kepala dan pusing, sakit gigi, pegal linu dan nyeri otot, demikin juga pilek, indfluenza dan demam. Efek terapeutik aspirin, menghambat pengaruh dan biosintesa dari pada zat-zat yang menimbulak rasa nyeri, demam dan peradangan (prostaglandin, kinin), days keria antipiretik dan analgetik dari pada aspirin diperkuat oleh pengaruhnya langsung terhadap susunan saraf pusat (Dirjen POM, 1979).

Efek samping aspirin yang sering terjadi adalah indikasi tukak lambung atu tukak peptik yang kadang – kadang disertai anemia sekunder akibat perdarahan saluran cerna (Tjay, 2002).Salisilat merupakan obat yang paling banyak digunakan sebagai analgesic, antipiretik, dan anti-inflamasi. Aspirin dosis terapi bekerja cepat dan efektif sebagai antipiretik. Dengan dosis ini laju metabolisme juga meningkat. Pada dosis toksik obat ini justru memperlihatkan efek piretik sehingga terjadi demam dan hiperhidrosis pada keracunan berat (Ganiswarna, 1995). Asam asetil salisilat diabsorbsi cepat dan mencapai suatu persentase yang tinggi setelah pemberian secara oral. Bagian asetil sebagian sudah diuraikan pada jalur mukosa. Dalam hati, setelah dihidrolisis ester lebih lanjut, terbentuk ester glukuronida dan eter glukuronida serta glisinat (asam salisilurat) dari asam salisilat. Hanya sebagian kecil yang dioksidasi menjadi asam gentisinat (Mustchler, 1991).

Pada pemberian asam asetil salisilat bersama-sama dengan anti koagulan dan glukokortiroid, bahaya perdarahan pada saluran cerna dipertinggi. Selanjutnya asam asetil salisilat menaikkan kerja hipoglikemik, golongan sulfonylurea dan toksisitas metotreksat. Di samping itu senyawa ini mengurangi kerja diuretic dari diuretika jerat henle akibat penghambatan sintesis prostaglandin, serta mengurangi efek urikosurika karena persaingan terhadap pembawa asam pada alat tubuli ginjal. Walaupun asam salisilat memiliki banyak kegunaan, namun ada efek samping yang tidak disukai yaitu menyebabkan iritasi pada lambung. Penelitian dilakukan untuk menetralisir keasaman asam salisilat dengan natrium, dan dengan mengkombinasikan natrium salisilat dan asetil klorida, namun usaha ini masih belum berhasil. Baru pada tahun 1899, ilmuwan yang bekerja pada Bayer, Felix Hoffman berhasil menemukan asam asetilsalisilat yang lebih ramah ke lambung. Kemudian produk ini diberi nama aspirin, a- dari gugus asetil, -spir- dari nama bunga spiraea , dan –in merupakan akhiran untuk obat pada waktu itu (Tjay, 2002).






2.  Oskadon Sp

a.    (Paracetamol, Ibuprofen)
      Manfaat, Kegunaan, Penggunaan, Fungsi, Kandungan, Indikasi, Dosis, Efek Samping.Penyakit Terkait : Sakit Kepala, Migrain : Kenali gejala dan pencetusnya, Migrain : Tips   mengatasi migraine.

b.   Komposisi/kandungan     
Tiap tablet Oskadon SP mengandung Paracetamol 350 mg dan Ibuprofen 200 mg.

c.    Farmakologi ( cara kerja obat)
 Oskadon SP merupakan kombinasi antara paracetamol dan ibuprofen. Paracetamol   adalah analgesik dan antipiretik, bekerja dengan cara meningkatkan ambang nyeri di dalam otak yang disebut hipotalamus. Sedangkan ibuprofen merupakan suatu      antiinflamasi nonsteroid, efektif meredakan nyeri. Efek analgesik ibuprofen berdasarkan  penghambatan sintesis prostaglandin yaitu suatu zat perantara rasa nyeri.

d.   Indikasi / kegunaan
Indikasi Oskadon SP adalah untuk mengurangi rasa nyeri yang disebabkan oleh sakit   kepala, nyeri sendi dan nyeri otot (pada pinggang dan punggung), dan sakit gigi.

e.    Kontraindikasi  
          Oskadon SP tidak boleh digunakan pada : 
·       Penderita dengan riwayat hipersensitif/alergi terhadap paracetamol, ibuprofen dan obat antiinflamasi nonsteroid lainnya. 
·       Penderita dengan ulkus peptikum (tukak lambung dan usus 12 jari) yang berat dan aktif, gangguan fungsi hati. 
·       Penderita dimana bila menggunakan acetosal atau obat-obat antiinflamasi non steroid lainnya akan timbul gejala asma, rhinitis atau urtikaria. 
·       Wanita hamil 3 bulan terakhir. 


f.     Dosis dan aturan pakai
     Dewasa : 1 tablet Oskadon SP, 3 – 4 kali sehari. 

g.    Efek samping
·      Efek sampng Oskadon SP jarang terjadi, walaupun dapat timbul gangguan saluran pencernaan termasuk mual, muntah, nyeri lambung, atau rasa panas di ulu hati, diare, konstipasi, dan perdarahan lambung. 
·      Juga pernah dilaporkan terjadi ruam kulit, pusing, penyempitan bronkus, trombositopenia, limfopenia, gangguan hati dan ginjal. 
·      Penurunan ketajaman penglihatan dan keseulitan membedakan warna dapat terjadi tetapi sangat jarang dan akan sembuh bila obat dihentikan. 
·      Penggunaan Oskadon SP dosis besar dan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan hati. 

h.   Peringatan dan perhatian
·      Oskadon SP tidak dianjurkan digunakan pada anak umur di bawah 12 tahun, ibu menyusui, dan wanita hamil. 
·      Sebelum minum obat ini agar dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter apabila menderita penyakit saluran cerna bagian atas, gangguan fungsi ginjal, gagal jantung, hipertensi, gangguan pembekuan darah, asma, lupus ertematosus sistemik. 
·      Laporkan ke dokter, bila selama penggunaan obat ini terjadi efek samping obat. 
·      Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan karena dapat menyebabkan kerusakan fungsi hati. 
·      Bila setelah 5 hari nyeri tidak menghilang, segera hubungi dokter atau unit pelayanan kesehatan. 
·      Jangan diminum bersama asetosal, atau obat lain yang mengandung paracetamol, ibuprofen atau obat pencegah pembekuan darah golongan warfarin. 




i.      Interaksi obat
          Alkohol, antikoagulan oral. 
j.     Kemasan
          Ultraflu tablet, dus.

IV.       ALAT  DAN  BAHAN
A. Alat  
No
Alat
Ukuran
Jumlah
1
Erlenmeyer
100 mL
4 Buah
2
Penangas air
50 mL
1 Buah
3
Buret  Lengkap
50 mL
1 Buah
4
Gelas Arloji
-
1 Buah
5
Pipet Tetes
-
4 Buah
6
Gelas Ukur
10 ml, 25 mL
2 Buah
7
Lumpang porselin
-
1 Buah
8
Penggerus
-
1 Buah
9
Neraca analitik
-
1 Buah
10
Botol Semprot
-
1 Buah
11
tissue
-
secukupnya

          B. Bahan
No
Bahan
Satuan
Jumlah
1
Oskadon
gram
4,5
2
Alkohol
mL
50
3
Aquadest
mL
20
4
NaOH 0,1 N
mL
100
5
Indikator PP
Tetes
6

V.  PROSEDUR KERJA
1.      Digerus tablet oskadon sampai halus
2.      Ditimbang serbuk oskadon sebanyak 2 gram dan 2,5 gram kemudian di masukkan ke dalam masing-masing labu erlenmeyer 100 ml
3.      Dicuci lumpang dengan alkohol kemudian menuangkannya ke dalam erlenmeyer sampai volume alkohol yang dimasukkan ke dalam erlenmeyer adalah 25 ml
4.      Digoyang-goyangkan erlenmeyer selama 5 menit
5.      Dipanaskan labu erlenmeyer pada penangas air sehingga larutan mendidih
6.      Ditambahkan 5 ml air suling dan indikator pp pada labu erlenmeyer yang telah dingin
7.      Dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai larutan berubah menjadi ungu muda dan bila dibiarkan 1 menit warnanya tetap
8.      Diulangi titrasi sampai 2 kali dengan massa yang berbeda


VI. HASIL PENGAMATAN
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.       
Digerus tablet oskadon sampai halus

Ø Obat oskadon yang berbentuk tablet berubah menjadi bubuk/serbuk.
2.       
Ditimbang serbuk oskadon sebanyak 2 gram dan 2,5 gram lalu dimasukan ke dalam masing-masing labu erlenmeyer 100 ml.
Ø Labu erlenmeyer I = 2 gram.
Ø Labu erlenmeyer II = 2,5 gram.
3.       
Lumpang dicuci dengan alkohol kemudian dituangkan ke dalam erlenmeyer sampai volume alkohol 25 ml.
Ø Tercium bau alkohol.
4.       
Digoyang-goyangkan erlenmeyer selama 5 menit.
Ø Labu erlenmeyer I :
Larutan berwarna putih pudar.
Ø Labu erlenmeyer II :
Larutan berwarna putih pudar.

5.       
Dipanaskan labu erlenmeyer pada penangas air hingga larutan mendidih.
Ø Labu erlenmeyer I :
Larutan tetap berwarna putih pudar.
Ø Labu erlenmeyer II :
Larutan tetap berwarna putih pudar.

6.       
Ditambahkan 5 ml air suling dan 2 tetes indikator pp pada labu erlenmeyer yang telah dingin.
Ø Labu erlenmeyer I :
Tidak ada perubahan.
Ø Labu erlenmeyer II :
Tidak ada perubahan.

7.       
Dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai larutan berubah menjadi ungu muda dan bila dibiarkan 1 menit warnanya tetap.

Ø Labu erlenmeyer I :
Larutan berubah menjadi ungu muda pada volume NaOH 26, 5 ml.
Ø Labu erlenmeyer II :
Larutan berubah menjadi ungu muda pada volume NaOH 25,3 ml.




VII. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
A. PERHITUNGAN

Berat Aspirin
NaOH 0,1 N yang diperlukan
2 gram
26,5 ml
2,5 gram
25,3 ml
Sedangkan diketahui bahwa 1 ml NaOH adalah setara dengan 0,01802 gram aspirin.

a.      Massa NaOH
Massa NaOH = N x VH20  x MrNaOH
                                  
    = 0,1 N x 100 ml x 40
     
                           = 0,4 gram

b.      Massa Aspirin
1). Massa aspirin pada obat oskadon 2 gram
     Diketahui : massa obat = 2 gram
     Volume NaOH = 2,6 ml
     1 ml NaOH = 0,01802 gram / ml aspirin

     Massa aspirin = VNaOH  x 0,01802 gram/ml
                         = 2,6 ml x 0,08102 gram/ml
                         = 0,477 gram

2). Massa aspirin pada obat oskadon 2,5 gram
     Diketahui : massa obat = 2,5 gram
                      Volume NaOH = 25,3 ml
                      1 ml NaOH = 0,01802 gram/ml aspirin

     Massa aspirin  = VNaOH  x 0,01802 gram/ml
                             = 25,3 ml x 0,01802 gram/ml
                             = 0,459 gram

c.       Kadar aspirin
1). Massa oskadon 2 gram
     Kadar aspirin =  
                            =
    = 23.85 %

2). Massa oskadon 2,5 gram
     Massa oskadon =  
                               =
       = 18.36 %

d.      Kadar rata-rata aspirin
Kadar rata-rata aspirin      = 
                                      =
                        = 21.10 %
                 


   S =
               =
               =
               =
               =
                 = 3.88







B. PEMBAHASAN
  Dalam percobaan kali ini bertujuan untuk menetukan kadar aspirin pada obat oskadon. Bahan yang digunakan adalah  tablet oskadon 2 gram dengan 2,5 gram. Percobaan pertama adalah menentukan kadar aspirin. Untuk menetukan kadar aspirin digunakan tablet oskadon yang kemudian digerus sampai halus dengan lumpang porselin. Tablet yang sudah dihaluskan, dimasukan dalam erlemeyer ditambah 25 ml alkohol. Penggunaan alkohol karena aspirin bersifat semipolar, alkohal juga semipolar sehingga dapat saling melarutkan, sehingga aspirim pada obat  oskadon dapat terlarut.  Kemudian erlemeyer yang berisi serbuk aspirin dan 25 ml alkohol dikocok kurang lebih selama 5 menit agar aspirin dan alkohol bercampur. Selanjutnya erlemeyer dipanaskan agar ikatan COOH terputus menjadi COO-  dan H+.
Selain itu pemanasan juga akan mempercepat reaksi.  Setelah dipanaskan larutan didinginkan dan ditambahkan dengan 5 ml air, penambahan air ke dalam larutan dilakukan untuk mengencerkan larutan.  Kemudian  larutan ditetesi dengan indikator PP 3 tetes agar larutan mengalami perubahan warna ketika mencapai titik akhir titrasi yang akan membuat larutan berubah warna menjadi ungu muda, tetapi indikator PP tidak dapat larut dalam air tetapi dapat larut dengan alkohol. Selanjutnya larutan dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N karena aspirin bersifat asam yang tergolong asam karboksilat sehingga harus dinetralkan dengan basa. Dalam titrasi terjadi reaksi sebagai berikut :


+ H2O
 
                             +     NaOH
     Titrasi dihentikan setelah warna yang semula berwarna putih jernih menjadi ungu muda. Jika reaksi terjadi kelebihan NaOH, maka reaksi menjadi:



+  COOH
 
 
                                +    NaOH                                                                

Dari hasil percobaan diatas, didapatkan data bahwa volume NaOH 0,1 N yang digunakan untuk menitrasi adalah 26,5 ml dan 25,3 ml. Pada proses perubahan warna ini NaOH mula-mula akan bereaksi dengan aspirin sampai akhirnya aspirin akan habis bereaksi dengan basa sehingga kelebihan basa akan bereaksi dengan indikator pp                                 dan membentuk warna larutan ungu muda. Setelah didapat data volume NaOH maka kadar aspirin dapat dicari dengan rumus:
Kadar aspirin =  
Dengan rumus diatas didapatkan kadar rata- rata aspirin sebesar  45,3%. Sedangkan pada Tiap tablet kemasan Oskadon SP mengandung Paracetamol 350 mg dan Ibuprofen 200 mg dan tidak ada menunjukkan aspirin tetapi larutan yang berubah warna menjadi ungu muda kemungkinan yang bereaksi dengan  NaOH adalah parasetamol yang bersifat asam sehingga dari reaksi tersebut dapat ditentukan aspirin didalamnya. Dari percobaan ini didapatkan kadar parasetamol yang bereaksi dengan NaOH yang di dalamnya mengandung aspirin sebesar 21.10 % .
Ketidak sesuaian antara aspirin pada perhitungan dan kadar aspirin pada kemasan disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu :
1.      Faktor kesalahan dalam penitrasian
2.      Jumlah sampel yang diperlukan kemungkinan kurang
3.      Pada saat penambahan air setelah sampel dipanaskan kemungkinan sampel masih dalam keadaan panas saat ditambahkan air
4.      Larutan standar yang digunakan ( NaOH ) kemungkinan kurang tepat, terutama saat pembuatan larutan standar, seperti padaa saat penimbangan.









VII. KESIMPULAN DAN SARAN
A.   Kesimpulan
Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :
1.    Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah suatu jenis obat dari keluarga salisilat yang sering digunakan sebagai analgesik (terhadap rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi.

2.    Dari hasil percobaan obat oskadon positif mengandung aspirin yang ditunjukan dengan adanya perubahan warna ungu muda yang terjadi saat dititrasi dengan NaOH. Dari hasil perhitungan diperoleh kadar aspirin pada 2 gram obat oskadon adalah 23.85 %, dan 2,5 gram obat oskadon adalah 18.36 %. Dari hasil ini diperoleh kadar rata-rata aspirin dalam obat oskadon adalah 21.10 %.

B.     Saran
Pada percobaan praktikum ini harus teliti supaya dapat hasil yang maksimal, dengan teliti pada saat penggerusan, pendidihan dan saat titrasi. Karena pada percobaan ini butuh ketelitian yang baik supaya mendapatkan hasil yang maksimal. Selain itu kebersihan alat yang digunakan sangat berguna untuk steril.










DAFTAR PUSTAKA

Chadijah, Sitti Chadijah, Wa Ode Rustiah dan Anna Handayani. Penuntun Praktikum Kimia Analitik. Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2012
Ibnu, M. Sodiq Ibnu, et al.. Kimia Analitik I . Malang: Universitas Negeri Malang, 2005
Khopkar, S. M.. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia, 2010
Mursyidi, Achmad dan Abdul Rohman. Volumetri dan Gravimetri. Yogyakarta: UGM-Press, 2008
Morie, Indigo. “Titrasi Asam Basa”, belajarkimia.com. 7 April 2008. http://belajarkimia.com/2008/04/titrasi-asam-basa/. Diakses pada tanggal 31 Mei 2012
Wilyta, Intan Wilyta. “Asidimetri”, scribd.com. 30 Oktober 2011. http://www.scribd.com/doc/70246435/asidimetri. Diakses pada tanggal 31 Mei 2012
Zulfikar. “Titrasi Asam Basa”, Chem-is-try.org-Situs Kimia Indonesia. 27 Desember 2010. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-dan-analisis/titrasi-asam-basa/. Diakses pada tanggal 31 Mei 2012






LAMPIRAN

1.      Obat Aspirin ( Asam Salisilat)
    
2.      Proses penimbangan
C360_2014-10-24-08-07-04.jpg








3.      Proses Pemanasan
  20141024_083150.jpg

4.      Sampel  2,5 gram oskadon
20141024_095749.jpg

5.      Sampel 2 gram oskadon
20141024_102841.jpg